Foto : Dokumentasi |
Di tengah-tengah kerumunan massa, ada seorang emak-emak menyita perhatian saat ikut demonstrasi.
Pasalnya, emak-emak bernama Hapsah Samsuddin itu menumpahkan minyak goreng di jalanan tepat depan Kantor DPRD Parepare. Hapsah rupanya kesal karena minyak goreng masih langka di Kota Parepare.
"Indonesia kaya dengan kelapa sawit, ini minyak goreng dari Mamuju (Sulawesi Barat). Yang jadi pertanyaan ke mana itu minyak goreng di Parepare. Susahnya ada uang tidak ada minyak goreng," kata Hapsah.
Hapsah bersyukur mahasiswa seluruh Indonesia menggelar aksi serentak. Sebab dia mengaku juga akan menyampaikan aspirasinya terkait kelangkaan minyak goreng.
"Saya ikut demo ini untuk mengingatkan Pemerintah betapa sulitnya minyak goreng, termasuk minyak curah. Kenapa langka ini minyak goreng?," pungkasnya.
Meski berkoar-koar, para demonstran itu tak dibiarkan masuk oleh pihak kepolisian. Tampak kawat berduri mengelilingi gedung DPRD.
"Boleh masuk tapi cuma 15 orang. Ini sudah SOP kepolisian terkait keamanan," kata salah satu Anggota DPRD Parepare, Kaharuddin Kadir saat memberikan penjelasan ke pendemo yang ingin merangsek masuk.
Sebagai informasi, usai aksi aliansi "Parepare Bergerak" mahasiswa menyusul melakukan demonstrasi di depan kantor DPRD Parepare. Mereka menuntut Pemkot Parepare menstabilkan bahan pokok dan mengatasi kelangkaan. Bakar ban dan tutup jalan warnai aksi mahasiswa. Aksi itu berjalan damai dan diterima pimpinan DPRD Parepare. (asm/pi)